Jumat, 24 Januari 2014

UTS KIMIA ORGANIK FISIK


UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH      : KIMIA ORGANIK FISIK
SKS                            : 3 SKS
DOSEN                      : Dr. SYAMSURIZAL
WAKTU                    : KAMIS JAM 09.00 WIB Sd JUM’AT JAM 16.00 WIB

Disusun oleh  :
  Rosalena Fransiska         (F1C111048)


SOAL

1.    Sebagai orang kimia , anda tentunya mengenal TNT, yaitu bom yang banyak digunakan dalam medan perang. Kalau senyawa ini dibuat jelaskan bagaimana cara mengontrol laju reaksi dan sekaligus mengontrol termodinamikanya. Kemukakan pula pendekatan kimia untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya ledakan
JAWAB :
Bahan peledak (Eksplosif) adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau campuran yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.Z at eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT). bahan peledak TNT senyawa tunggal atau tidak membutuhkan bahan reduktor, relatif stabil dan tidak sensitif terhadap benturan,   kata lain apabila terhadap bahan peledak TNT dilewatkan shock wave ( gelombang kejut) maka segera terjadi ledakan, dengan demikian untuk meledakkan TNT selalu menggunakan detonator dan karena ledakan yang terjadi dipicu oleh gelombang energi maka yang terjadi adalah proses detonasi maka ledakan yang terjadi adalah bersifat high explosive. Jadi kita dapat mengontrol senyawa TNT agar tidak terjadi ledakan secara secara termodinamika, seperti yang kita ketahui TNT meledak akibat diberikan aksi baik dari faktor eksternal maupun internal berupa yaitu:
·           Temperatur, Pada umumnya kecepatan reaksi akan meningkat dengan bertambahnya suhu, bahkan untuk beberapa reaksi tertentu kecepatan reaksi akan meningkat 2 kali atau 3 kali cepat dengan kenaikan suhu sebesar 100C.
·           Konsentrasi TNT Kecepatan reaksi kimia akan berkurang jika konsentrasi berkurang.
·           Luas permukaan reaktan. Semakin halus ukuran partikel akan memperbesar luas permukaan dan akan meningkatkan kecepatan reaksi.
·            Radiasi. Kecepatan reaksi kimia kadang kala meningkat dengan adanya radiasi sinar visible atau UV, seperti reaksi H2 dan O2 pada sinar matahari. Jadi dalam penyimpanan Senyawa TNT harus dalam gudang yang memiliki kontrol qualitynya.
Kontribusi pemikiran :
ü  Rosalena fransiska
bahan peledak TNT senyawa tunggal atau tidak membutuhkan bahan reduktor, relatif stabil dan tidak sensitif terhadap benturan,   kata lain apabila terhadap bahan peledak TNT dilewatkan shock wave ( gelombang kejut) maka segera terjadi ledakan, dengan demikian untuk meledakkan TNT selalu menggunakan detonator dan karena ledakan yang terjadi dipicu oleh gelombang energi maka yang terjadi adalah proses detonasi maka ledakan yang terjadi adalah bersifat high explosive. Jadi kita dapat mengontrol senyawa TNT agar tidak terjadi ledakan secara secara termodinamika, seperti yang kita ketahui TNT meledak akibat diberikan aksi baik dari faktor eksternal maupun internal berupa yaitu:
·           Temperatur, Pada umumnya kecepatan reaksi akan meningkat dengan bertambahnya suhu, bahkan untuk beberapa reaksi tertentu kecepatan reaksi akan meningkat 2 kali atau 3 kali cepat dengan kenaikan suhu sebesar 100C.
·           Konsentrasi TNT Kecepatan reaksi kimia akan berkurang jika konsentrasi berkurang.
·           Luas permukaan reaktan. Semakin halus ukuran partikel akan memperbesar luas permukaan dan akan meningkatkan kecepatan reaksi.
ü  Utari
Trinitrotoluena (TNT, atau Trotyl) adalah hidrokarbon beraroma menyengat berwarna kuning pucat yang melebur pada suhu 354 K (178 °F, 81 °C). Trinitrotoluena adalah bahan peledak yang digunakan sendiri atau dicampur, misalnya dalam Torpex, Tritonal, Composition B atau Amatol. TNT dipersiapkan dengan nitrasi toluene C6H5CH3; rumus kimianya C6H2(NO2)3CH3, and IUPAC name 2,4,6-trinitrotoluene. Pengendalian yang harus dilakukan adalah dengan mengendalikan fktor eksternal yang berupa : Temperature Karena temperature sangat mempengaruhi kecepatan reaksi yang akan meningkat dengan meningkatnya temperature bahkan bisa lebih 2 kali atau 3 kali lebih cepat saat kenaikan suhu.

ü Sri Lestari
Bahan peledak (Eksplosif) adalah suatu bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atau campuran yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.Z at eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT). Dan juga radiasi dapat mempengaruhi laju reaksi pada TNT

SOAL :
2.    Reaksi-reaksi radikal bebas lazimnya sukar dikontrol untuk mendapatkan suatu produk tunggal dalam jumlah banyak. Kemukakan apa saja upaya yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan laju propagasi reaksi, berikan contoh reaksinya.

JAWAB:
Untuk keperluan kinetika, radikal bebas dapat didefinisikan sebagai sebuah atom atau spesies molekul yang mengandung satu atau lebih elektron-elektron tak berpasangan.pada tahap propagasi ini  Setelah terbentuk radikal bebas dengan kereaktifan yang tinggi yang kemudian dapat bereaksi dengan setiap spesies yang ditemukan. Pada tahap ini akan terbentuk radikal bebas yang baru, karena radikal bebas yang dihasilkan pada tahap awal bereaksi dengan molekul lain. Selanjutnya radikal bebas baru tersebut dapat pula bereaksi dengan molekul atau radikal bebas yang lain. Oleh karena itu dalam proses propagasi dikatakan terjadi reaksi berantai. Apabila radikal bebasnya sangat reaktif, misalnya radikal alkil, maka terjadi rantai yang panjang karena melibatkan sejumlah besar molekul. Apabila radikal bebasnya kereaktifannya rendah, misalnya radikal aril, maka kemampuannya bereaksi rendah sekali, sehingga rantai yang terjadi pendek, bahkan mungkin tidak terjadi rantai. Propagasi adalah reaksi yang melibatkan radikal bebas yang mana jumlah radikal bebas akan tetap sama. Setelah terbentuk, radikal bebas klor akan menjalani sederetan reaksi
Contohnya :
Cl• + H:CH3  → H:Cl + •CH3
Tahap propagasi yang pertama adalah radikal bebas klor yang merebut sebuah atom hidrogen dari dalam molekul metana, menghasilkan radikal bebas metil dan HCl. Karena Cl•  memiliki keelektronegattivan yang lebih besardan sangat reaktif maka Cl• akan menarik atom H yang lebih keelektropositif untuk mencapai kestabilannya dan membenuk HCl  dan CH3• yang sangat reaktif.
Dalam tahap propagasi kedua, radikal bebas metil merebut sebuah atom klor dari dalam molekul Cl2.
Kontribusi Pemikiran :
ü  Sri lestari
Propagasi adalah reaksi yang melibatkan radikal bebas yang mana jumlah radikal bebas akan tetap sama. Setelah terbentuk, radikal bebas klor akan menjalani sederetan reaksi
Contohnya :
Cl• + H:CH3  → H:Cl + •CH3
Tahap propagasi yang pertama adalah radikal bebas klor yang merebut sebuah atom hidrogen dari dalam molekul metana, menghasilkan radikal bebas metil dan HCl. Karena Cl•  memiliki keelektronegattivan yang lebih besardan sangat reaktif maka Cl• akan menarik atom H yang lebih keelektropositif untuk mencapai kestabilannya dan membenuk HCl  dan CH3• yang sangat reaktif. Dalam tahap propagasi kedua, radikal bebas metil merebut sebuah atom klor dari dalam molekul Cl2.
ü  Rosalena fransiska
Proses rantai adalah proses yang berlangsung melalui serangkaian proses-proses elementer sebagai berikut:
 Propagasi rantai radikal bebas.
Radikal bebas menyerang reaktan menghasilkan molekul produk dan spesies reaktif yang lain. Radikal bebas yang baru ini bereaksi lebih lanjut dan membentuk lagi radikal bebas yang semula, yang sekali lagi menyerang molekul reaktan. Dengan jalan ini produk dan pembawa rantai terbentuk secara kontinyu. Proses ini diistilahkan dengan reaksi propagasi.
ü  Utari
Apabila radikal bebasnya sangat reaktif, misalnya radikal alkil, maka terjadi rantai yang panjang karena melibatkan sejumlah besar molekul. Apabila radikal bebasnya kereaktifannya rendah, misalnya radikal aril, maka kemampuannya bereaksi rendah sekali, sehingga rantai yang terjadi pendek, bahkan mungkin tidak terjadi rantai.
Contoh reaksinya :
(1) Br • + RH → R • + HBr
(2) R• + Br2 → RBr + Br

Penghasil Br2 dalam reaksi ini adalah reaksi antara NBS dan HBr yang dihasilkan dari persamaan reaksi (1) diatas. Dengan demikian fungsi NBS adalah sebagai sumber brom dengan konsentrasi yang rendah dan mengikat HBr yang dibebaskan dari persamaan reaksi (1). Jadi upaya yang dapat di lakukan adalah dengan di reaksikan dengan pereaksi yang memiliki konsentrasi rendah, salah satu contoh yaitu NBS (N-Bromosusinimida)
SOAL:
1.    Buatlah senyawa 3-metil heksanol denganmenggunakan senyawa etana sebagai bahan dasar.
JAWAB:

Untuk pembentukan 3-metil heksanol etana direaksikan dengan alkohol yaitu pentana aldehida dengan menggunakan katalis H3PO4  pada suhu 300oC. Dengan reaksinya sebagai berikut,
 
SOAL:
4.    Jelaskan peranan kimia organik fisik dalam menjelaskan kemudahan suatu senyawa organik mengalami sublimasi. Berikan contoh senyawa organiknya?
JAWAB:
Kimia organic fisik pada hakekatnya adalah mengkaji aspek fisik dari suatu senyawa organic. Dengan mengetahui secara baik aspek fisik suatu molekul organic maka dapat di rancang suatu sintesa molekul target tertentu dengan pendekatan diskoneksi terutama mensintesis suatu senyawa yang bermanfaat khususnya untuk obat-obatan yang secara alami kadarnya sangat rendah dalam makhluk hidup. Sehingga pada hal ini sangat terkait dengan proses sublimasi
Peranan  kimia organik fisik dalam menjelasakan tentang proses sublimasi adalah mengenai perubahan wujud dan bentuk fisiknya pada senyawa organik, dimana Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu, maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat.Penggunaan teknik ini terbatas, karena hanya sedikit zat yang dapat mengalami sublimasi, di antaranya adalah Naftalena (C10H8)  
Kontribusi Pemikiran :
ü  Utari
Kimia organic fisik pada hakekatnya adalah mengkaji aspek fisik dari suatu senyawa organic. Dengan mengetahui secara baik aspek fisik suatu molekul organic maka dapat di rancang suatu sintesa molekul target tertentu dengan pendekatan diskoneksi terutama mensintesis suatu senyawa yang bermanfaat khususnya untuk obat-obatan yang secara alami kadarnya sangat rendah dalam makhluk hidup. Sehingga pada hal ini sangat terkait dengan proses sublimasi.
Pemanasan yang dilakukan terhadap senyawa organik akan menyebabkan terjadinya perubahan fasa, salah satunya antara lain apabila zat pada temperatur kamar berada dalam keadaan padat, pada temperatur tertentu akan langsung berubah menjadi fasa gas tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu disebut sublimasi. Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap, dan uap dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair. Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim, langsung terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fasa cair dahulu. Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung berubah menjadi fasa padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari pada senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut yang menyublim sedangkan pengotornya tetap tertinggal dalam cawan/gelas piala.

ü  Sri lestari
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu, maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat.
ü  Rosalena Fransiska
Senyawa-senyawa yang  mengalami sublimasi, di antaranya adalah kapur barus (naftalen), amonium klorida (NH2Cl), dan iodium (I2).